Lokakarya atau konferensi akademis sudah menjadi bagian yang tak dapat dipisahkan dari dunia pendidikan. Supaya penyampaian narator dapat terlihat dan terdengar dengan baik, maka ada kalanya kita harus mampu membuat desain workshop minimalis sesempurna mungkin.
Ada pula banyak badan amal yang mengadakan workshop pelatihan yang semata-mata dibuat bagi staf, pelanggan, fresh graduater, dan masih banyak lagi.
Masing-masing dari tema akan membawa penyampaian yang berbeda, serta desain yang unik menyesuaiakn target audiens yang tengah berkumpul di sana.
Maka dari itulah, agar kita tak salah sasaran dalam mendesain suatu interior dan eksterior dari workshop tersebut, maka ada beberapa tips yang bisa kamu berikan.
Tanpa banyak basa-basi lagi, berikut adalah hal-hal penting dalam melakukan desain workshop minimalis yang tengah kamu cari-cari saat ini!
Gambar Rencana
Tak perlu mewah-mewah! Kita bisa memulainya pada selembar kertas kosong dengan beberapa perencanaan dan coretan sederhana.
Ada beberapa hal yang wajib kamu tentukan untuk kemudian disesuaikan dengan desain yang akan dibuat, diantarnya:
- Bahasan yang akan diperbincangan akan menentukan desain dasar daripada interior.
- Misalnya dengan menambahkan aksen atau furnitur yang multifungsi.
- Bisa melingkar (pembicara di tengah-tengah), atau klasik.
- Ada jam-jam dimana kita harus menggunakan penerangan maksimal.
- Kursi, meja, audio, video, dan lain sebagainya.
Kelima unsur di atas dapat menjadi jawaban atas rasa pusing kamu dalam melakukan pendesainan. Tentunya harus dijadikan langkah pertama.
Sesuaikan Dengan Target Audiens
Siapakah yang akan menjadi target penonton kita? Pemula, intermediate, atau mahir?
Target audiens tertentu sudah barang pasti akan memerlukan benda atau alat yang berbeda – apapun tema pelajaran yang akan kamu berikan.
Alhasil akan mempengaruhi desain workshop minimalis kita secara total tergantung dari siapa orang yang mengikutinya.
Misalnya, orang-orang yang sudah memasuki tahap advance cenderung tak suka diceramahi dan lebih senang praktek atau adanya interaksi sosial lebih lanjut. Jadi bisa saja kita membutuhkan workshop dengan desain ruang rapat minimalis.
Sebaliknya, para pemula membutuhkan langkah dasar yang harus kita jelaskan secara terperinci sehingga elemen media cenderung sangat dibutuhkan.
Buat Daftar dan Sesuaikan Dengan Desain
Dalam sebuah pelajaran biasanya akan ada sesi yang mengharuskan kita menggunakan alat tertentu.
Nah, agar desain workshop minimalis bisa kamu dapatkan secara terus-menerus, maka wajib mengkategorikan setiap sesinya.
Misalnya ada sesi yang menggunakan audio dan video saja, kemudian sesi tanya jawab yang harus mendekatkan diri dengan para audiens, dan lain sebagainya.
Jika dilakukan dengan benar, maka ruangan yang kecil pun akan serasa begitu luas karena setiap pemaparan bersifat kolektif. Intinya, hindari penggunaan semua objek dalam sekali waktu jika memungkinkan.
Uraikan Jenis-Jenis Sesi Secara Terperinci
Jika kamu masih bingung dengan penjelasan di atas, maka bisa melihat contoh penguraian di bawah ini agar desain workshop minimalis lebih maksimal, diantaranya:
- Biasanya menggunakan perangkat audio dan video.
- Diskusi kelompok utuh. Biasanya membuat tempat duduk melingkar lebar.
- Diskusi kecil. Latihan yang berupa tanya jawab, memecahkan masalah, dan praktek. Butuh alat tertentu.
- Latihan silang. Acak kembali anggotanya. Dikarenakan ada banyak gerakan, maka desain ruangan harus serapi mungkin demi terhindar dari kecelakaan.
- Latihan Utuh. Berupa praktek secara perorangan.
Dengan sesi yang terperinci, maka kita cenderung tak membutuhkan ruangan besar karena kesannya memang rapi dan nampak luas.
Pilih Warna yang Tepat
Perlu kita akui bahwa pewarnaan sangatlah memainkan peran penting terhadap psikologi dan daya tangkap kita di dalam ruangan kelas.
Pilih warna-warna terang yang menggugah semangat seperti kuning, putih, biru muda, dan lain sebagainya.
Para audiens akan terus dirangsang otaknya untuk terus aktif. Dengan begitu proses belajar atau menyerap ilmu akan jauh lebih efektif.
Sebaliknya, hindari penggunaan warna gelap yang bikin mengantuk. Apalagi jika desain workshop minimalis itu memang ditujukan pada waktu sore hari. Tenaga orang hanya sisa-sisanya saja sehingga harus tetap membawa suasana dalam kelas tetap semangat dan ceria.
Hati-Hati Terhadap Pencahayaan
Cahaya dari luar alami juga sangatlah berpengaruh pada mood para audiens kita, sehingga desain workshop minimalis pada jendela haruslah didesain dengan sebaik mungkin.
Jika pelajaran dilakukan sore atau bahkan malam hari, maka pencahayaan harus langsung menyorot area belajar atau berkumpul di tengah.
Jangan buat seolah sinar lampu menyorot dinding karena kesannya akan memberikan nuansa santai yang bikin ngantuk.
Dalam ruangan kelas, sebisa mungkin kita harus memaksa para audiens agar terus aktif tanpa mereka sadari.
Tekan jam sirkadian para murid dengan menambahkan penerangan super kuat. Dengan begitu, mereka akan terus diinduksi dengan hal-hal aktif dan semangat dari waktu ke waktu.
Kurangi Jejak Pengajar
Seringkali dalam sebuah kelas atau desain workshop minimalis kebanyakan cenderung menampilkan area pengajar sebagai titik fokus utamanya.
Padahal, tujuan dari workshop tersebut adalah agar para audiens dapat mandiri dan mendapatkan pengajaran melalui pengalaman mereka sendiri.
Workshop bukanlah ruang kelas seperti di sekolah, jadi titik fokus utamanya adalah para audiens itu sendiri.
Lupakan para pengajar congkak yang merasa paling tahu segalanya. Para audiens tak memerlukan sosok orang seperti itu, sehingga kita harus mengurangi jejak para pengajar semaksimal mungkin.
Dengan begitu, kita akan membuat para audiens menjadi tokoh utama dalam ruangan dan mendorong mereka untuk mampu berdiskusi atau bahkan praktek secara langsung.
Buat Area Menulis
Area menulis pun tak boleh berbau pengajar. Sebisa mungkin kita harus menempatkannya di lokasi tertentu agar para audiens tak merasa sedang diajari.
Terlebih jika mereka sudah memasuki tahap advance atau mahir, maka sudah pasti cemberut jika kamu memberikan diktean kepada mereka.
Area menulis seperti whiteboard tersebut harus dijadikan sebagai bahan mengekspresikan ide bagi para audiens-nya.
Ini tentu akan berbanding lurus dengan desain workshop minimalis yang tengah kita bangun karena furnitur yang ada di dalamnya menjadi begitu multifungsi dengan susunan dan letak yang begitu pas di hati para pengajar maupun pendengar.