Bisnis bisa dilakukan dimana saja selama pondasi, konsep, dan marketing-nya tepat. Contohnya ada sebuah butik minimalis di rumah yang dapat kamu coba untuk menjual beragam pakaian dan fashion terbaru.
Selain itu, ada pula hal lain yang wajib kamu sematkan di sana, yaitu sebuah passion. Sulit banget jika misalnya kamu tak punya ketertarikan terhadap fashion namun ingin membuat sebuah butik.
Mode dan gaya termasuk ke dalam sebuah seni, sehingga tak bisa kita kejar hanya untuk memenuhi kebutuhan market saja.
Jika tujuannya hanya cuan, maka tak ada bedanya dengan menjadi seorang reseller baju.
Ingat, kita akan membuat sebuah butik minimalis di rumah. Itu berarti, kita akan menjadi salah satu pemimpin mode yang akan dilihat oleh orang banyak.
Sementara itu, pakaian dan aksesoris yang tersemat sangatlah membutuhkan ruangan yang menjual. Maka dari itulah, mari kita mulai dari mencari ide dalam mendesain butik tersebut.
Eksterior Pemancing Konsumen
Sebuah fakta menarik menyebutkan bahwa calon konsumen kita akan mulai tertarik terhadap sebuah bangunan ketika kakinya sudah ada di jarak antara 1 hingga 4 meter dari toko kita.
Dikarenakan kita membuat butik minimalis di rumah, maka eksterior atau plang bisnis yang tersemat haruslah ada di halaman atau bagian depan hunian kita.
Detik-detik mendebarkan terjadi setiap kali calon pelanggan kita melangkahkan kaki. Jika berhasil menarik perhatiannya terhadap seni mode dan fashion yang kita sediakan, maka kita sudah mendapatkan pelanggan potensial yang akan menjadi langganan tetap di kemudian hari.
Manfaatkan Dinding Dalam Ruangan
Selanjutnya pertarungan psikologi kita pun tak berhenti sampai pada eksterior saja, karena sekitar 90% kesan pertama pada konsumen terletak sesaat setelah memasuki sebuah ruangan.
Sekalipun mata mereka pasti langsung tertuju pada produk utama yang kita pajang, aksen-aksen indah di dinding dengan gaya chic kontemptorer dapat meningkatkan highlight pada produk yang tengah dijual.
Semakin membuat produk kita stand out, maka akan membuat mereka lebih mengingat mode fashion yang kita pamerkan. Warna toko minimalis juga menentukan psikologi pelanggan untuk membeli produk kita atau tidak.
Buat Rute Jalan yang Mengalir
Jika bisa, buat butik minimalis di rumah nampak seperti story telling. Arahkan kemana mereka harus pergi sambil melewati berbagai macam pakaian yang tengah dijual.
Jika tak mampu menciptakan konsep seperti itu, maka cara alternatif yang bisa dilakukan adalah dengan menempatkan maneken di tengah-tengah ruangan sambil mengenakan pakaian paling hot dan trend waktu itu.
Buat kamu yang belum tahu, maneken merupakan sebuah boneka yang seringkali tersemat di dalam sebuah toko pakaian.
Selain itu, kamu juga dapat memajang karya desain pakaian terbaik di sana jika kebetulan kamu adalah seorang desainer seperti halnya Ivan Gunawan.
Rute dan positioning yang tepat akan membuat konsumen kita leluasa melihat-lihat pakaian yang tengah dipajang dan dijual.
Jauhkan pula bagian kasir dan etalase agar orang yang sudah memutuskan membeli tidak mengganggu mereka yang tengah asyik memilih pakaian.
Pilih Tema dan Parfum yang Pas
Tema toko kita sebenarnya mengikat elemen dekorasi ke dalam citra merk yang dimiliki. Misalnya, kita bisa mencontoh pebisnis ritel di luaran negeri sana.
Mereka senantiasa menggunakan wewangian seperti parfum atau diffuser untuk menghasilkan brandingan merk melalui indera penciuman.
Jika misalnya kamu ingin menjual pakaian bertema klasik, maka bebauan tersebut pun haruslah menggunakan parfum klasik yang aga berat.
Sebaliknya, tema modern bisa menggunakan wewangian yang agak santai dan ringan seperti halnya jenis yang disukai oleh anak ABG masa sekarang.
Pentingnya Pencahayaan
Pencahayaan alami atau dari lampu akan menentukan berapa lama pelanggan kita ingin tetap tinggal dan memilih produk yang dijajakan melalui butik minimalis di rumah.
Bola lampu dengan sinarnya yang kuning dapat menghadirkan pengalaman yang hangat serta bersahaja. Berbeda dengan lampu neon yang putih, jenis penerangan ini cenderung lebih ringan terhadap mata.
Pada saat siang terik matahari, jangan lupa untuk membuka jendela agar penerangan alami bisa didapatkan.
Meskipun begitu, tetap siapakan lampu kecil pada rak atau etalase pakaian itu sendiri agar tetap menambahkan kesan elegan dan romantis.
Tambahkan Musik
Hindari penggunaan musik dangdut dan koplo! Kita membuat sebuah butik minimalis di rumah yang harus membuat orang santai dan rileks.
Musik yang menyenangkan dan lembut bisa semakin mendorong psikologi orang agar tetap santai dalam berbelanja.
Tak peduli sudah berapa jam mereka berkeliling di toko kita, akan tetapi musik yang santai dan mengalun lembut memberikan mereka pikiran jernih untuk mengambil keputusan pembelian produk kita.
Ingat, butik bukanlah pasar swalayan atau Ramayana yang menjual produk diskonan untuk memberikan nuansa urgent.
Apa yang kita jual adalah pakaian dengan mode kualitas, dan bukan kuantitas. Jadi, perasaan tenang saat memilih dari satu produk ke produk lain sangatlah menentukan pengalaman calon konsumen kita saat shopping.
Tetap Pada Trennya
Inilah kenapa kita harus benar-benar memiliki passion terhadap dunia mode jika ingin membuat sebuah butik sederhana di rumah, karena kita harus terus up-to-date terhadap perkembangan berita fashion setiap harinya.
Mustahil orang akan terus nongkrong pada satu bidang tertentu secara konsisten kecuali jika mereka benar-benar menyukainya.
Sama halnya seperti dunia teknologi, dunia fashion berjalan dengan begitu cepat dari waktu ke waktu.
Jika butik kamu tak mampu mengibangi atau kudet terhadap berita fashion yang ada, bisa-bisa kita disebut sebagai butik jadul. Parahnya, pandangan calon konsumen akan sangat buruk terhadap selera bermode kita.
Hindari Sifat Acak-Acakan
Jangan sampai ada berbagai macam barang dagangan yang tak dilipat dengan baik. Jika ingin dipajang secara keseluruhan, maka pakaikan pada maneken.
Ingat, kita bukanlah penjual baju obralan. Setiap helai kain yang dijual di butik minimalis di rumah memiliki nilai jual yang tinggi.
Terdapat pula jebakan berupa positioning. Pengaturan posisi yang tak tepat dapat mengakibatkan butik kita nampak jelek dan tak terkonsep.
Maka dari itulah, siapkan ruang penyimpanan untuk produk yang tak digunakan atau ketinggalan zaman.
Jangan sampai terus-menerus meramaikan area dagangan kita. Karena semakin banyak produk yang sudah tak laku ditempatkan di sana, maka akan mengurangi kemungkinan orang untuk membeli produk andalan kita.